(Artikel sebelumnya: Tujuan dan Perencanaan Keuangan)
Ada beberapa tahapan yang semestinya dilalui dalam merencanakan keuangan pribadi maupun keluarga. Secara umum, perencanaan keuangan dimulai dengan menentukan tujuan keuangan, memeriksa kondisi keuangan, melaksanakan rencana dan evaluasi.
Menentukan Tujuan Keuangan
Perencanaan keuangan dimulai dengan menentukan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Langkah yang perlu dilakukan adalah : tuliskan tujuan-tujuan keuangan yang ingin dicapai semisal menabung untuk pendidikan anak, membayar lunas semua hutang kartu kredit, membeli sepeda motor baru, dan sebagainya.
Setelah itu, pisahkan tujuan keuangan tersebut sesuai target jangka pendek, menengah dan panjang. Pada masing-masing periode target, urutkan tujuan keuangan yang ada sesuai dengan skala prioritas yang ingin dicapai. Skala prioritas ini penting karena dengan sumberdaya yang terbatas, pasti terdapat tujuan keuangan yang lebih penting dibandingkan dengan yang lain. Sebagai misal, jika melunasi hutang kartu kredit menjadi prioritas pertama, maka rencana untuk memiliki sepeda motor baru sebaiknya ditunda terlebih dahulu.
Berikut adalah beberapa contoh tujuan keuangan yang ingin dicapai dalam jangka pendek, menengah dan panjang sesuai urutan prioritas.
|
Tujuan Keuangan |
Jangka Pendek |
|
Jangka Menengah |
|
Jangka Panjang |
|
Financial Check Up
Saat ingin bepergian ke suatu tempat, kita harus melihat dulu berapa uang yang tersedia di kantong sebelum memilih alat transportasi yang akan digunakan. Perencanaan keuangan juga memerlukan gambaran kondisi keuangan yang ada saat ini sebelum memilih ‘kendaraan’ apa yang akan dipakai untuk mewujudkan tujuan keuangan tersebut.
Kondisi keuangan yang ada akan memberi gambaran apakah saat ini kita dalam posisi kelebihan atau kekurangan uang. Dengan begitu, bisa diperoleh gambaran dengan cara apa tujuan keuangan tersebut akan dicapai apakah dengan menabung, menjual harta yang tidak produktif, meminjam dari bank, dsb.
Financial net worth adalah barometer yang dapat digunakan untuk mengukur kesehatan finansial yang diperoleh dengan cara mengurangi financial asset dengan financial liabilities.
financial asset - financial liabilities = financial net worth
Financial asset adalah uang atau suatu investasi yang dapat dikonversi ke dalam rupiah yang dapat digunakan untuk membeli sesuatu sekarang atau pada suatu saat nanti. Sebagai misal adalah uang di bank, saham, obligasi atau reksadana. Pada intinya, financial asset adalah sesuatu yang dapat menghasilkan kekayaan.
Jadi, rumah, kendaraan, perangkat audio dan barang-barang lain yang tidak menghasilkan pemasukan tidak termasuk dalam financial asset. Namun apabila rumah, kendaraan atau perangkat lain adalah ‘barang dagangan’ yang tidak untuk dinikmati namun untuk dijual atau disewakan sehingga bisa menghasilkan uang, maka termasuk dalam financial asset.
Financial liabilities adalah jumlah semua hutang yang saat ini masih menjadi kewajiban untuk dibayar seperti utang bank, total tagihan kartu kredit, sisa utang kredit rumah, dan sebagainya.
I. Financial Asset |
Jumlah |
Uang di bank |
|
Deposito |
|
Obligasi |
|
Ruko |
|
Lain2 |
|
II.Financial Liabilities |
|
Utang kartu kredit |
|
Utang bank |
|
Lain2 |
|
Financial net worth (I-II) = |
|
Nah, sekarang perhatikan barang-barang yang kita miliki : lebih banyak berupa asset penghasil atau pengurang kekayaan ? Disinilah sebenarnya kita bisa mulai menilai apakah tujuan keuangan yang dibuat realistis atau tidak. Lihat kembali tujuan keuangan yang sudah dibuat lalu sesuaikan dengan kondisi keuangan saat ini. Jika tidak realistis, lakukan revisi dengan memprioritaskan yang lebih mendesak untuk segera dilakukan.
Tujuan Keuangan Awal |
Tujuan Keuangan Baru |
Membeli sepeda motor baru senilai Rp 15 juta. |
Melunasi hutang kartu kredit senilai Rp 5 juta. |
Sebagai contoh, jika lebih banyak kewajiban keuangan yang harus diselesaikan, maka tujuan keuangan yang sudah ada bisa diubah dengan memprioritaskan penuntasan kewajiban keuangan ketimbang membeli barang yang sebenarnya belum benar-benar dibutuhkan. Dengan bunga dan jumlah pinjaman yang besar, menunda pembayaran utang bisa memberi dampak ‘sistemik’ yang tidak sehat.
Take Action
Saatnya take action untuk melaksanakan rencana keuangan sesuai tujuan yang kita inginkan. Pada tahap ini, kita sudah harus memilih ‘kendaraan’ yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Jika kondisi finansial memungkinkan, mungkin kita bisa mencapai tujuan itu dengan cara menabung. Jika tidak, mungkin kita harus meminjam uang atau menjual harta yang tidak produktif.
Pada tahap ini kita sebenarnya sudah harus memiliki strategi untuk mewujudkan keinginan tersebut dengan berbagai cara yang bisa dilakukan. Ilustrasi klasik yang sering digunakan dalam perencanaan keuangan adalah pertanyaan tentang bagaimana cara memakan gajah. Gajah tidak bisa kita makan sekali telan, namun perlu strategi dengan memakannya sepotong demi sepotong.
Take action untuk mewujudkan rencana tidak harus dilakukan dengan uang, namun bisa dengan melakukan sesuatu yang menghasilkan uang. Sebagai misal, kita bisa menambah uang yang ditabung setiap bulan dengan mencari pekerjaan lain seperti menjadi tenaga lepas, menjadi pemasar produk online, penulis buku, dsb. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah asset tidak produktif menjadi sesuatu yang menghasilkan misalnya mobil yang kita gunakan sehari-hari terkadang juga disewakan.
Tujuan Keuangan |
Sumber Dana |
Memiliki sepeda motor |
Kredit sepeda motor dari perusahaan pembiayaan.
|
Membeli mobil baru |
|
Sekedar catatan, mencapai tujuan keuangan dengan berutang sebaiknya tidak digunakan untuk membiayai tujuan keuangan jangka panjang. Hidup dalam kondisi harus terus membayar utang sampai saat umur menjadi uzur bukanlah tindakan bijak.
Evaluasi
Saat di tengah perjalanan, tidak ada salahnya berhenti sejenak untuk melihat kembali apakah jalur yang dilalui sudah benar, bahan bakar masih cukup dan tidak ada kerusakan yang berarti pada kendaraan yang kita tumpangi. Jika ada masalah, kita harus mencari tahu sumber masalah itu dan mencari solusinya.
Perencanaan keuangan juga perlu dievaluasi setiap saat untuk memastikan rencana berjalan seperti semula. Sebab terkadang, kita mengalami kejadian tidak terduga yang tidak bisa dihindari. Sebagai misal, rencana untuk menabung secara rutin setiap bulan tidak bisa dilakukan karena tiba-tiba ada anggota keluarga yang sakit. Agar rencana menabung tetap berjalan seperti semula, kita bisa mengambilnya dari pos lain yang tidak begitu penting dan menganggarkan pengeluaran untuk mengikuti program asuransi kesehatan di bulan depan.
Mengapa Harus Sekarang?
Inti ajaran dari financial planning yang sebenarnya bukanlah pengetahuan, namun berupa tindakan yang harus dilakukan sekarang untuk mewujudkan keinginan. Mengapa harus sekarang ?
Jika tidak dilakukan sekarang, kita akan berputar-putar dan terjebak lagi dalam aktivitas harian yang hanya akan menghabiskan waktu dan uang. Kita akan masih bekerja mencari uang untuk kemudian menghabiskannya di mall dengan menyantap junk food, berburu smartphone teranyar, memborong midnight sale atau aktivitas tidak terencana yang lain.
Tidak ada sesuatu yang ingin diwujudkan sehingga kita tidak merasa perlu untuk melakukannya. Padahal, setiap hari yang kita tunda akan menimbulkan biaya penundaan yang kian lama kian mahal. Ibarat orang sakit, ongkos pengobatan akan lebih mahal ketimbang ongkos yang diperlukan untuk merawat kesehatan dengan berolah raga secara rutin.
Jadi, keluarlah sebentar dari zona kenyamanan dengan menukar kesenangan saat ini dengan cara hidup yang benar-benar direncanakan. Kita harus mulai menahan nafsu belanja yang tidak perlu, mengerem pemakaian kartu kredit, mengurangi frekuensi makan di luar rumah, menambah uang tabungan, mencari side job, dan sebagainya. Tidak nyaman memang, namun itulah yang harus dilakukan jika ingin memiliki masa depan.